Minggu, 24 November 2024
Jalur Serpa

Co-Chair Y20 soroti kekhawatiran anak muda terkait krisis iklim

Co-Chair Y20 soroti kekhawatiran anak muda terkait krisis iklim
Tangkapan layar Co-Chair Y20 Indonesia Indra Dwi Prasetyo dalam pembukaan pre-summit III Y20 yang dipantau dari Jakarta, Sabtu (21/5/2022). (ANTARA/Aria Cindyara)
Kekhawatiran ini terjadi di berbagai belahan dunia

Co-Chair Y20 Indonesia Indra Dwi Prasetyo menyoroti kekhawatiran generasi muda terkait fenomena perubahan iklim dan berbagai dampak yang dibawa, serta pentingnya perubahan gaya hidup guna menghadapi hal tersebut.

“Menurut survei internal kami, dari diplomasi anak muda, sebanyak 73 persen generasi muda dari negara-negara anggota G20 khawatir dengan keadaan planet saat ini,” ujar Indra dalam pembukaan pre-summit III Y20 yang dipantau dari Jakarta, Sabtu.

Y20 merupakan platform dialog dan diskusi bagi para pemuda negara-negara G20, di mana mereka membahas berbagai isu global, termasuk terkait perubahan iklim.

Indra menambahkan bahwa berdasarkan survei internal itu, sebanyak 64 persen tak yakin bahwa mereka yang berada di posisi pejabat pemerintahan telah memperhatikan kekhawatiran mereka.
Baca juga: World Bank ajak anak muda terlibat aktif buat perubahan budaya digital

“Kekhawatiran ini terjadi di berbagai belahan dunia. Para pemuda di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah lebih rentan untuk terdampak karena mereka lebih terekspos dengan faktor-faktor berisiko seperti kekurangan akses, jaminan keamanan, dan informasi, saat kejadian-kejadian terkait iklim datang,” paparnya.

Oleh karena itu, isu terkait perubahan iklim telah sempat dibahas pula dalam gelaran pre-summit I dan II Y20, dan dalam beberapa tahun terakhir telah ada sejumlah inisiatif pemuda yang mendorong adanya aksi untuk planet yang lebih besar.

“Hari ini, saya menekankan kembali perlunya perubahan itu. Telah semakin jelas bahwa planet kita tak dapat mendukung gaya hidup kita saat ini, termasuk dengan penggunaan sumber daya yang berlebihan dan model ekonomi yang linear,” ujarnya.

Dia pun mengatakan bahwa negara-negara G20 memiliki peran kunci dalam menghadapi krisis alam.

“Ada kesempatan untuk mengubah sistem ekonomi kunci menjadi lebih mendukung terhadap planet yang lebih berkelanjutan dan lebih layak untuk dihuni. Ini adalah dekade untuk mengambil langkah, kita harus bertindak sekarang untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan, yang inklusif dan setara baik di dalam dan antara negara-negara,” paparnya.

Baca juga: Kemenpora: Anak muda harus peduli dengan isu lingkungan

Baca juga: Jubir G20 ungkap data pentingnya literasi keuangan digital anak muda

 

Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: ANTARA