Minggu, 24 November 2024

MPR: Fokus tingkatkan produktivitas usai libur Idul Fitri

MPR: Fokus tingkatkan produktivitas usai libur Idul Fitri
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menjadi pembicara kunci pada Gerakan Sadar Wisata "Penguatan Pariwisata Pascapandemi COVID-19" di Balai Ekonomi Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat (15/4/2022). ANTARA/Heru Suyitno
Pasca-Lebaran memang masih banyak pekerjaan rumah yang menanti bangsa ini,..
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat minta masyarakat dan pemangku kepentingan segera mengalihkan fokus untuk meningkatkan produktivitas kerja dan menuntaskan sejumlah agenda nasional usai libur Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Pasca-Lebaran memang masih banyak pekerjaan rumah yang menanti bangsa ini, selain upaya membangkitkan perekonomian nasional dan tantangan di bidang kesehatan, sejumlah agenda politik nasional juga harus segera dituntaskan," kata Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Dia mengutip laporan World Economic Outlook (WEO) International Monetary Fund (IMF) edisi Januari 2022 yang menunjukkan perekonomian global diprediksi mengalami moderasi ke level 4,4 persen di 2022 atau turun 0,5 poin dibandingkan Oktober 2021.

Sementara itu, menurut dia, di Kawasan ASEAN-5, pertumbuhan ekonomi diperkirakan justru berada dalam tren meningkat.

“Dalam periode 2021-2023, Indonesia diramalkan akan bertumbuh kuat sebesar 3,3 persen, 5,6 persen, dan 6,0 persen, sedangkan Malaysia 3,5 persen, 5,7 persen, dan 5,7 persen. Pada periode yang sama, pertumbuhan PDB Thailand akan berada pada 1,3 persen, 4,1 persen, 4,7 persen, sedangkan Filipina 4,6 persen, 6,3 persen, dan 4,9 persen,” ujarnya.

Menurut dia, untuk mewujudkan perkiraan-perkiraan itu berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas masyarakat harus konsisten dilakukan melalui berbagai kebijakan.

Rerie mencontohkan pembukaan lapangan kerja sesuai kebutuhan perkembangan industri yang ada harus diimbangi dengan upaya peningkatan keterampilan masyarakat agar mampu memenuhi tuntutan dunia kerja.

Selain itu, menurut dia, sejumlah sektor usaha potensial yang memiliki pasar yang besar dalam skala nasional dan global seperti sektor industri kreatif, pariwisata, UMKM, dan kesehatan diharapkan mendapat dukungan penuh agar mampu menjadi motor penggerak perekonomian nasional.

“Jangan pula dilupakan, kewaspadaan kita harus terus ditingkatkan terhadap sejumlah indikasi munculnya penyakit pascameredanya kasus COVID-19,” katanya.

Rerie menilai munculnya kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak harus mendapat perhatian serius para pemangku kepentingan dan masyarakat, disamping sejumlah kasus lain seperti stunting dan kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di sejumlah daerah.

Dia menjelaskan tidak kalah pentingnya dan harus menjadi perhatian bersama adalah sejumlah agenda politik nasional seperti pemilihan umum serentak, yang rangkaian prosesnya mulai berlangsung tahun ini, harus dituntaskan sesuai rencana.

“Pertumbuhan ekonomi yang baik tidak akan tercapai tanpa kondisi politik yang stabil dan aman. Demikian juga sebaliknya, tanpa perekonomian yang baik, pelaksanaan proses politik nasional akan sulit untuk berjalan dengan baik,” ujarnya:

Rerie berharap bangsa Indonesia memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan negara yang kuat dan berdaya saing lewat proses politik dan ekonomi yang dijalani berdasarkan amanat konstitusi UUD 1945 dan nilai-nilai yang terkandung pada dasar negara.

Baca juga: Kemenkeu harap penguatan sektor manufaktur dukung ekonomi triwulan II

Baca juga: MPR: Jadikan Lebaran momentum perkuat persatuan bangsa
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: ANTARA