Kamis, 21 November 2024

KRI Surabaya dan TNI AL Siap Mengamankan KTT G20

KRI Surabaya dan TNI AL Siap Mengamankan KTT G20

Penulis: Ardi Suharyadi
TVRINews, Bali

KRI Surabaya (591) adalah sebuah kapal perang amfibi yang dapat meluncurkan, membawa, dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. 

Baca Juga: Menko Luhut Resmikan PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua, Siap Jadi Showcase G20

Selain itu, material tempur yang mampu dibawa oleh KRI Surabaya-591 diantaranya 15 truk, 22 tank, dan tiga helikopter tipe Mi-2/Bell. Kapal ini juga memiliki dua unit landing craft utility (LCU), semacam sekoci yang mampu mengangkut 150 pasukan untuk dibawa ke darat.

Laksamana Muda TNI Tolhas Sininta Nauli Basana Hutabarat, Panglima Komando Armada II mengatakan fungsinya sebagai kapal Landing Dock yang merupakan kapal pendukung atau support dalam pelaksanaan operasi militer, maka TNI AL sendiri menggunakan KRI Surabaya sebagai penjaga keamanan laut untuk pengamanan KTT G20.

"TNI AL menyiapkan 12 kapal untuk mengelilingi pulau bali, dengan di tempatkan di sector dan posnya masing-masing," kata Tolhas Sininta, Jumat (11/11/2022).

Untuk pengamanan secara khusus, TNI AL memfokuskan pengamanannya di dua tempat yaitu di sebelah selatan Apurva yang menjadi tempat utama G20 dan menyiagakan armadanya di laut sebelah barat Bali, untuk mengamankan pintu masuk utama keluar masuknya kapal, dan memantau lalu lalang kapal agar tidak mengganggu keamanan G20. 

"KRI Surabaya ini dijadikan kapal markas, tempat pimpinan satuan tugas laut untuk pengaman VVIP G20," ujar Tolhas Sininta.

Disamping itu TNI AL menerjunkan 2850 personil dan 250 personel marinir untuk mengamankan G20, dari 250 personel marinir di bagi menjadi beberapa tugas diantaranya yang kita sebut YON APUNG, bersiaga penuh 24 jam jika terjadi keadaan darurat, lalu PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) dimana hal ini langsung diperintahkan oleh panglima TNI sendiri jika hal yang tidak diinginkan yang mengganggu keamanan G20 dapat segera diantisipasi," sambungnya.

Senada dengan pernyataan Panglima Komando Armada II, TNI AL juga menurunkan KOPASKA atau Komando Pasukan Katak dengan tugas untuk mengamankan delegasi jika keadaan darurat terjadi dan jalur darat tidak memungkinkan untuk dilewati.

Baca Juga: Di B20, Menko Luhut: Indonesia Zero Carbon Tahun 2060

 "Ketika jalur darat tidak bisa dilewati, maka jalur laut menjadi jalan keluar, dan sekoci kita dengan dikawal oleh KOPASKA menyelamatkan para delegasi keluar dari pulau bali dalam keadaan darurat yang disebabkan manusia atau terjadi bencana alam seperti gempa bumi," tuturnya.

Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: TVRI