KBRN, Jakarta: Pemerintah Indonesia membahas potensi kerja sama ekonomi dengan sejumlah negara Afrika. Berbagai sektor yang ditawarkan antara lain keamanan energi, industri pertambangan berkelanjutan, infrastruktur strategis, dan ekonomi digital.
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/11/2022). Menurut Menko, Indonesia merupakan salah satu ekonomi yang tercepat tumbuh setelah pandemi.
Pada kuartal ketiga 2022, Indonesia bisa memulihkan kembali PDB ke tingkat sebelum pandemi dengan pertumbuhan ekonomi 5,7 persen. “Hal ini karena kami bisa mengelola pandemi Covid-19 dan melakukan hilirisasi industri,” ujarnya.
Pertemuan Luhut dengan perwakilan negara-negara Afrika berlangsung pada 'Special Ministerial-CEOs Meeting: Emerging Economies Cooperation', diselenggarakan usai KTT G20. Hadir pada acara tersebut perwakilan dari Republik Demokratik Kongo, Senegal, Rwanda, dan Uni Afrika.
Terkait hilirisasi industri, Indonesia saat ini tidak hanya memproduksi bahan mentah tetapi juga produk olahannya. Menko Luhut mengatakan industri nikel telah menempatkan Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia.
Jika sebelumnya hanya mengekspor bijih nikel, kini Indonesia dapat mengolahnya menjadi besi dan baja sebelum dijual ke luar negeri. Hal tersebut akan memberi nilai tambah pada komoditasbersangkutan.
Luhut mengungkapkan jika sebelumnya ekspor bijih besi Indonesia hanya mencapai US$1,2 miliar pada 2015. Sekarang, Indonesia bisa meraih US$21 miliar dari ekspor besi dan baja.
“Kami sedang melakukan transformasi ekonomi," ujarnya. Menurut Menko, saat ini Indonesia memiliki visi untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik.
Guna memperluas hilirisasi, Indonesia membangun sejumlah kawasan industri di luar Pulau Jawa untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi. Pada saat yang sama, pemerintah akan memaksimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan terkait program transisi energi.
Berbagai potensi energi terbarukan seperti tenaga surya, panas bumi, air, dan angin akan dimanfaatkan untuk mencapai komitmen nol emisi karbon pada tahun 2060. "Dengan potensi tersebut," kami berharap negara-negara Afrika tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia," kata Luhut.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: RRI