Pengelola Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana GWK) mengatakan tempat wisata itu ditutup sementara untuk kunjungan masyarakat umum menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
"Tanggal 12-15 November tutup untuk publik," kata Direktur Operasional Taman Budaya GWK Stefanus Yonathan Astayasa di Badung, Bali, Jumat.
Taman Budaya GWK termasuk ke dalam salah satu lokasi penyelenggaraan KTT G20, yaitu tempat jamuan makan malam bagi kepala dan delegasi yang hadir. Meski jamuan makan malam dijadwalkan pada pekan depan, GWK perlu ditutup mulai Sabtu (12/11) karena akan diadakan gladi bersih untuk KTT G20.
Baca juga: Pastikan kesiapan sambut KTT G20, Luhut tinjau Mangrove Tahura dan GWK
Tempat wisata yang memiliki ciri khas patung besar itu baru kembali dibuka untuk umum pada 16 November.
Pengelola GWK sudah sejak pertengahan tahun ini mempersiapkan lokasi yang akan didatangi para delegasi KTT G20. Persiapan mereka sudah 100 persen, namun, mereka masih mengadakan penyempurnaan pada berbagai aspek.
"Kami mulai kerja dari Juni sehingga pada awal november kemarin sudah 100 persen. Kami tinggal mempercantik dengan lansekap saja," kata Stefanus.
Penjajakan GWK menjadi tempat penyelenggaraan jamuan makan malam KTT G20, menurut Stefanus, berlangsung sekitar Februari. Dia mengaku terkejut ketika GWK akhirnya terpilih menjadi lokasi jamuan makan malam.
"Kami sangat bahagia terpilih karena banyak turis dan delegasi yang ingin tahu seperti apa GWK," kata Stefanus.
Efek positif GWK menjadi bagian dari lokasi penyelenggaraan G20 dinilai bisa berlangsung jangka panjang. Selain mempercantik lokasi yang akan dikunjungi delegasi KTT G20, pengelola GWK juga memberikan banyak perubahan pada patung.
"Supaya pengalaman yang dirasakan oleh wisatawan nanti, mulai memasuki lantai dasar sampai lantai 23 bisa lebih berkesan," kata Stefanus.
KTT G20 akan berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 15 sampai 16 November 2022.
Baca juga: GWK siap 100 persen sambut KTT G20
Baca juga: 49 hari jelang KTT G20, persiapan infrastruktur selesai akhir Oktober
Baca juga: Presiden Jokowi cek kesiapan GWK Cultural Park untuk lokasi G20
"Tanggal 12-15 November tutup untuk publik," kata Direktur Operasional Taman Budaya GWK Stefanus Yonathan Astayasa di Badung, Bali, Jumat.
Taman Budaya GWK termasuk ke dalam salah satu lokasi penyelenggaraan KTT G20, yaitu tempat jamuan makan malam bagi kepala dan delegasi yang hadir. Meski jamuan makan malam dijadwalkan pada pekan depan, GWK perlu ditutup mulai Sabtu (12/11) karena akan diadakan gladi bersih untuk KTT G20.
Baca juga: Pastikan kesiapan sambut KTT G20, Luhut tinjau Mangrove Tahura dan GWK
Tempat wisata yang memiliki ciri khas patung besar itu baru kembali dibuka untuk umum pada 16 November.
Pengelola GWK sudah sejak pertengahan tahun ini mempersiapkan lokasi yang akan didatangi para delegasi KTT G20. Persiapan mereka sudah 100 persen, namun, mereka masih mengadakan penyempurnaan pada berbagai aspek.
"Kami mulai kerja dari Juni sehingga pada awal november kemarin sudah 100 persen. Kami tinggal mempercantik dengan lansekap saja," kata Stefanus.
Penjajakan GWK menjadi tempat penyelenggaraan jamuan makan malam KTT G20, menurut Stefanus, berlangsung sekitar Februari. Dia mengaku terkejut ketika GWK akhirnya terpilih menjadi lokasi jamuan makan malam.
"Kami sangat bahagia terpilih karena banyak turis dan delegasi yang ingin tahu seperti apa GWK," kata Stefanus.
Efek positif GWK menjadi bagian dari lokasi penyelenggaraan G20 dinilai bisa berlangsung jangka panjang. Selain mempercantik lokasi yang akan dikunjungi delegasi KTT G20, pengelola GWK juga memberikan banyak perubahan pada patung.
"Supaya pengalaman yang dirasakan oleh wisatawan nanti, mulai memasuki lantai dasar sampai lantai 23 bisa lebih berkesan," kata Stefanus.
KTT G20 akan berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 15 sampai 16 November 2022.
Baca juga: GWK siap 100 persen sambut KTT G20
Baca juga: 49 hari jelang KTT G20, persiapan infrastruktur selesai akhir Oktober
Baca juga: Presiden Jokowi cek kesiapan GWK Cultural Park untuk lokasi G20
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: ANTARA