KBRN, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, hendak menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Yaitu dengan keberhasilan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua, Bali.
Menurut Menko, pembangunan PLTS terapung pertama di Indonesia ini akan dijadikan satu showcase pada penyelenggaraan KTT G20. "Ini membuktikan bahwa Indonesia dapat membangun PLTS dengan sumber dayanya sendiri," katanya melalui keterangan pers, Sabtu (12/11/2022).
Luhut juga menegaskan Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target 'net zero emission' pada tahun 2060. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim sekaligus mencapai target tersebut.
“Dimulai dengan pengalihan pembangkit listrik yang bersumber pada energi fosil kepada yang lebih ramah lingkungan seperti PLTS," katanya. Serta terus mengembangkan teknologi dan inovasi dalam memanfaatkan sumber-sumber energi yang ramah lingkungan.
PLTS terapung merupakan langkah baru dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi pembangkit. Kapasitas terpasangnya mencapai 100 kwp dan konstruksinya dikerjakan dalam waktu singkat dengan kandungan lokal mencapai 49,6 persen.
Langkah awal ini akan menjadi pendorong pengembangan PLTS terapung di Indonesia karena potensinya sangat besar. Pemanfaatan badan air akan mengatasi hambatan pembangunan pembangkit listrik, yang seringkali kesulitan menemukan lahan darat yang tepat.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: RRI