Penulis: Ahmad Richad
TVRINews, Bali
Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali sudah melengkapi dirinya dengan sistem pembayaran digital. Selain tuntutan era digitalisasi, juga untuk menyambut para tamu yang akan menghadiri pertemuan kepala negara KTT G20.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah sistem pembayaran digital yang digagas oleh Bank Indonesia.
Dengan kemajuan digitalisasi ini, membuat konsumen tidak perlu lagi harus membawa uang tunai dan pelaku usaha pun tidak repot lagi menyediakan uang kembalian.
‘’Kami sudah mulai menggunakan pembayaran QRIS, ini untuk meminimalkan pegang uang dan pelanggan juga senang karena mereka bisa memilih mau bayar pakai apa saja,’’ kata Nyoman Weni kepada TVRINews.com, di pantai Melasti, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022).
Weni menyebutkan sekitar 70 persen dari pengunjung warungnya sudah menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran.
"Rata-rata turis yang menggunakan QRIS itu, warga lokal juga banyak," ucap Weni.
Sebagai informasi, saat ini Bank Sentral cukup gencar mendorong pelaku usaha untuk menggunakan pembayaran secara digital. Bahkan isu ini akan dibawa dalam diskusi G20 melalui forum inklusi keuangan digital untuk memperluas akses bagi pemuda, wanita dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Di Bali saja, total pengguna atau user QRIS telah mencapai 474.000, dengan tambahan pengguna baru pada September 2022 mencapai 269.417. Tak heran bila Bali menduduki peringkat ketiga terbesar di Indonesia dari sisi jumlah pengguna, setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta.
Sedangkan dari sisi pedagang sekitar 57 persen, adalah usaha mikro, pada usaha kecil tersebar sekitar 29 persen, sisanya pada usaha menengah dan besar. Sehingga total perusahaan atau pedagang yang menggunakan QRIS sudah mencapai 532.206.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: TVRI