Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Nusa Dua
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan mengatakan, situasi geopolitik dunia sedang tidak kondusif, terutama akibat perang Rusia-Ukraina dengan rentetan dampaknya termasuk perkiraan resesi ekonomi global, ada kekhawatiran bahwa KTT G20 di Bali pada 15 dan 16 November 2022 tidak akan menghasilkan komunike (pernyataan) bersama dari para pemimpin yang hadir.
Luhut menambahkan, dalam KTT G20 Bali kali ini, tidak lengkap seluruh 20 pemimpin negara G20 hadir. Ada 17 kepala negara dari anggota G20 yang dipastikan hadir, dan ada 3 kepala negara yang tidak bisa hadir.
Terhadap kekhawatiran tersebut, Luhut selaku Ketua Bidang Penyelenggaraan KTT G20 mengakui terus terang bahwa dunia saat ini dihadapkan pada situasi yang rumit dan kompleks.
Jika dihadapkan, pada keadaan dunia yang rentan ini pada akhirnya KTT G20 Bali tidak menghasilkan komunike bersama para pemimpin G20 atau Leaders` Communique, bagi Luhut itu tidak masalah.
Sebab, ungkap Luhut, dari sekian pertemuan termasuk side event (kegiatan sampingan) terkait G20 selama masa presidensi dipegang Indonesia, banyak hal yang dihasilkan.
Luhut pun menyebut, ada 361 hasil dari rangkaian kegiatan G20 di Indonesia, yang nilainya dari sisi ekonomi mencapai miliaran dollar AS atau triliunan rupiah.
“Itu dari aneka macam bidang seperti kesehatan, dekarbonisasi dan masih banyak lagi lainnya. Misalnya juga berhasil membangun kerjasama dalam restorasi mangrove. Jadi saya melihat Leaders` Communique memang penting tetapi yang lebih penting lagi adalah hal-hal yang konkret yang bisa kita lihat hasilnya dari pertemuan negara-negara anggota G20 itu,” kata Luhut dalam konferensi pers di Media Center KTT G20 di The Westin Resort, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022).
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: TVRI