Penulis: Ahmad Richad
TVRINews, Bali
Tinggal menghitung hari, Indonesia akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dihadiri 17 kepala negara anggota pada 15-16 November 2022.
Dalam perhelatan akbar yang dihadiri total sebanyak 12.750 orang mulai dari delegasi, pebisnis hingga lembaga swadaya masyarakat itu, Indonesia akan membawa arah baru.
‘’Ada begitu banyak kepada negara yang ingin melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi dan permintaan presiden agar segera mengatur pertemuan-pertemuan bilateral,’’ kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Konferensi Pers Siap Sambut G20 di Media Center G20 Nusa Dua Bali, dikutip Minggu (13/11/2022).
Indonesia memilki peran strategis dalam percaturan global dan menjadi tempat investasi yang sangat strategis. Sehingga membawa Indonesia menjadi salah satu kekuatan baru ekonomi dunia.
Kegiatan ini akan memberi dampak bukan hanya kepada ekonomi nasional tetapi juga kepada perekonomian Provinsi Bali secara khusus. Kontribusi G20 diperkirakan mencapai US$ 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Sebagian besarnya akan berdampak bagi perekonomian Bali.
Konsumsi domestik yang didorong oleh rangkaian forum G20 diperkirakan naik sampai Rp 1,7 triliun, serta menyerap tenaga kerja hingga 33.000 orang. Terutama tersebar ke sektor transportasi, akomodasi, usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan MICE atau meeting, incentive conference exhibition.
Bagi masyarakat Bali sendiri, pemerintah menyadari kegiatan ini akan berdampak pada kegiatan sehari-hari masyarakat dalam beberapa kedepan.
‘’Kepada warga Bali, saya mohon maaf apabila dalam beberapa hari aktivitasnya terdampak, kami membutuhkan dukungan semua pihak supaya kegiatan ini berlangsung dengan sukses,’’ tutur Luhut.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: TVRI