Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba mengatakan pameran teknologi Digital Transformation Expo (DTE) merupakan wujud bahwa perkembangan transformasi digital di Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara G20 lainnya.
"Pesan (dari DTE) yang ingin disampaikan itu adalah transformasi digital di Indonesia itu sudah on the right track. Kita tidak tertinggal dari negara lainnya," ujar Mira disela-sela pameran Digital Transformation Expo, di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Senin.
Di dalam pameran DTE, Indonesia menghadirkan perkembangan transformasi digital di empat pilar utama, meliputi pembangunan infrastruktur digital, pembangunan ekonomi digital, pembangunan masyarakat digital, dan pembangunan tata kelola pemerintahan digital.
Baca juga: Elon Musk: Indonesia punya masa depan yang cerah
Adapun dalam pameran tersebut, turut pula ditampilkan inisiatif transformasi digital dari beberapa negara peserta G20, yakni Argentina, Arab Saudi, Australia, Brasil, Kanada, Turki, dan Amerika Serikat, serta negara undangan yaitu Uni Emirat Arab.
Mira mengatakan, perkembangan transformasi digital di Indonesia yang ditampilkan di dalam pameran DTE tidak kalah dengan perkembangan transformasi digital yang disajikan oleh negara-negara tersebut.
"Jika kita bandingkan cerita dengan delapan negara lainnya, itu tidak beda juga kok, tidak beda-beda banget, paling konteksnya sedikit berbeda," ujar dia.
Lebih lanjut Mira mengatakan bahwa benang merah dari apa yang ditampilkan baik oleh Indonesia maupun negara-negara lain di dalam DTE adalah digital merupakan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, kata dia, yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana digitalisasi tersebut bisa diadopsi, dikembangkan, dan dimanfaatkan secara optimal. Dia menilai transformasi digital harus dilakukan secara kolaboratif.
"Kita mengharapkan kolaborasi menjadi semangat yang sangat mendasar untuk kita melaksanakan transformasi digital. Jadi kita semakin kompak dan semakin mempunyai visi yang sama untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," kata Mira.
Digital Transformation Expo merupakan pameran teknologi yang dihadirkan Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai side event pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
DTE diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, mulai 13 November hingga 17 November 2022.
Pameran tersebut dihelat sebagai ajang unjuk gigi bagi Indonesia, negara anggota G20 lainnya, serta negara undangan untuk memperlihatkan teknologi termutakhir di tengah transformasi digital global masa kini.
Baca juga: DTE G20 tampilkan empat pilar transformasi digital Indonesia
Baca juga: Hariff DTE berkomitmen wujudkan kedaulatan telekomunikasi nasional
Baca juga: Kemenkominfo siapkan pameran Digital Transformation Expo di KTT G20
"Pesan (dari DTE) yang ingin disampaikan itu adalah transformasi digital di Indonesia itu sudah on the right track. Kita tidak tertinggal dari negara lainnya," ujar Mira disela-sela pameran Digital Transformation Expo, di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Senin.
Di dalam pameran DTE, Indonesia menghadirkan perkembangan transformasi digital di empat pilar utama, meliputi pembangunan infrastruktur digital, pembangunan ekonomi digital, pembangunan masyarakat digital, dan pembangunan tata kelola pemerintahan digital.
Baca juga: Elon Musk: Indonesia punya masa depan yang cerah
Adapun dalam pameran tersebut, turut pula ditampilkan inisiatif transformasi digital dari beberapa negara peserta G20, yakni Argentina, Arab Saudi, Australia, Brasil, Kanada, Turki, dan Amerika Serikat, serta negara undangan yaitu Uni Emirat Arab.
Mira mengatakan, perkembangan transformasi digital di Indonesia yang ditampilkan di dalam pameran DTE tidak kalah dengan perkembangan transformasi digital yang disajikan oleh negara-negara tersebut.
"Jika kita bandingkan cerita dengan delapan negara lainnya, itu tidak beda juga kok, tidak beda-beda banget, paling konteksnya sedikit berbeda," ujar dia.
Lebih lanjut Mira mengatakan bahwa benang merah dari apa yang ditampilkan baik oleh Indonesia maupun negara-negara lain di dalam DTE adalah digital merupakan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, kata dia, yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana digitalisasi tersebut bisa diadopsi, dikembangkan, dan dimanfaatkan secara optimal. Dia menilai transformasi digital harus dilakukan secara kolaboratif.
"Kita mengharapkan kolaborasi menjadi semangat yang sangat mendasar untuk kita melaksanakan transformasi digital. Jadi kita semakin kompak dan semakin mempunyai visi yang sama untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," kata Mira.
Digital Transformation Expo merupakan pameran teknologi yang dihadirkan Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai side event pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
DTE diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, mulai 13 November hingga 17 November 2022.
Pameran tersebut dihelat sebagai ajang unjuk gigi bagi Indonesia, negara anggota G20 lainnya, serta negara undangan untuk memperlihatkan teknologi termutakhir di tengah transformasi digital global masa kini.
Baca juga: DTE G20 tampilkan empat pilar transformasi digital Indonesia
Baca juga: Hariff DTE berkomitmen wujudkan kedaulatan telekomunikasi nasional
Baca juga: Kemenkominfo siapkan pameran Digital Transformation Expo di KTT G20
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: ANTARA