Penulis: Ridha Gemelli Sitompul
TVRINews, Nusa Dua
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam sambutan pembukaannya mengungkapkan, penandatanganan MoU konektivitas sistem pembayaran lintas negara antara lima negara ASEAN ini adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Penandatanganan ini menjadi sebuah legasi yang akan diwariskan ke generasi berikutnya serta menulis ulang sejarah.
Hal itu dikatakan Perry pada pelaksanaan penandatanganan nota kesepahaman (Momerandum of Understanding/MoU) Advancing Regional Digital Payment Connectivity, yang dilakukan di Bali, Senin (14/11).
"Hari ini adalah agenda ketiga dari G20. Hari ini, kita menjadi saksi karena ini bukan hanya tanda tangan Memorandum of Understanding, tetapi juga menulis ulang sejarah. Sejarah tentang digital. Ini adalah mimpi yang sudah lama ingin diwujudkan bank sentral," kata Perry dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).
Perry mengungkapkan ada tiga keuntungan yang diraih dengan konektivitas pembayaran digital lintas batas ini. Pertama, adanya berkomitmen untuk membantu materialisme dan regional payment connectivity, bergerak dari biliteral ke mutual vibe cooperation.
"QR Standar, fast payment, dan mata uang lokal akan segera terhubung satu sama lain. Kemanapun kita pergi ke negara-negara ASEAN, kita bisa menggunakan QR. Kita bisa gunakan QR Standar Indonesia yang sekarang sudah berlaku di Thailand dan akan segera berjalan di Malaysia dan Singapura, dan Filipina. Itu akan menjadi pembayaran yang sangat cepat dan mudah,” ujar Perry.
Kedua, MoU yang ditandatangani hari ini mewujudkan keinginan seluruh rakyat negara Asia Tenggara yang jumlahnya mencapai 500 juta orang. Sebagian besar dari jumlah itu adalah perempuan dan kaum muda.
"Kita membuat legasi lewat ditilitasasi untuk membantu kaum perempuan dan kaum muda. Kita ciptakan koneksi bukan hanya soal uang, tetapi untuk hidup yang lebih baik," ucap Perry.
Ketiga, lanjut Perry, kesepakatan yang dicapai oleh lima negara ASEAN ini adalah sebuah langkah awal untuk masuk ke dunia digital yang lebih besar yaitu dari Asia ke global.
"Juga kita bicara tentang manajemen bank sentral. Ini akan bank sentral terbaru ke depan yaitu bank sentral mata uang digital," tutur Perry.
Sementara itu Revi Menon dan Nur Shamsiah memuji kepemimpinan Perry Warjiyo dalam mewujudkan konektivitas pembayaran digital lintas batas ini. Apalagi, ini sudah digagas dari dua tahun lalu dan baru terwujud bertepatan dengan Indonesia sebagai Presidensi G20.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: TVRI