KBRN, Jakarta: Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ahmad Agus Setiawan mengatakan G20 merupakan momentum untuk transisi energi berkelanjutan. Masalah ini juga sudah beberapa kali dibahas pada side event G20.
Menurut dia, transisi energi berkelanjutan menjadi isu utama G20 selain arsitektur kesehatan global dan transformasi digital. "Itu semua sangat berkaitan dengan kondisi dunia saat ini," kata Agus kepada RRI Pro 3, Selasa (15/11/2022).
Para menteri energi negara-negara G20 pun telah menyepakati 'Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions'(COMPACT). Kesepakatan ini merupakan prinsip-prinsip dasar untuk mempercepat transisi energi.
"Di sana kami berdiskusi tentang transisi, efisiensi, dan diversifikasi energi," ujarnya. Kemudian dibahas pula mobilisasi pendanaan dan cara memperkuat sistem inovasi.
Sebelumnya, MenterI Keuangan Sri Mulyani mengatakan upaya transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) membutuhkan dukungan sektor keuangan. Upaya pengurangan emisi karbon dilakukan dengan mengurangi jumlah pemakaian batu bara dan meningkatkan pemakaian EBT.
Kondisi perubahan iklim dinilai berdampak lebih besar daripada pandemi Covid-19. Selama ini kerap terjadi pemisahan antara upaya mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga lingkungan.
"Kita tahu persis berapa banyak basis pembangkit listrik untuk batu bara yang dimiliki," ujar Menkeu. "Nah, pengurangan itulah yang sedang kami lakukan.”
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: RRI