Menko Airlangga Pastikan Komitmen Perekonomian Rendah Karbon RI

Menko Airlangga Pastikan Komitmen Perekonomian Rendah Karbon RI

KBRN, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun perekonomian rendah karbon. Hal itu disampaikannya saat bertemu Executive Chairman World Economic Forum (WEF), Klaus Schwab, di Bali, Senin (14/11/2022).

Pertemuan bilateral antara pemerintah dan WEF berlangsung di sela-sela penyelenggaraan B20Summit. Menurut Menko, ini merupakan langkah mewujudkan berbagai upaya mempersembahkan solusi nyata yang terbaik bagi masyarakat Indonesia dan dunia.

“Komitmen Indonesia membangun perekonomian masa depan yang rendah karbon tidak bisa ditawar," katanya melalui keterangan resmi, Selasa (15/11). Hal ini dilakukan seraya melindungi ekosistem darat dan laut.  

Salah satu sumber energi baru terbarukan yang berpotensi dikembangkan ke depannya adalah energi berbasis hidro di Kalimantan Utara. Kemudian energi berbasis arus laut yang saat ini tengah dikembangkan di Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, Executive Chairman WEF Klaus Schwab mengungkapkan Indonesia perlu menjaga momentum pertumbuhan positif perekonomiannya. Menurut dia, negara ini juga perlu terus mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

"Ini karena Indonesia kaya dengan hasil bumi yang melimpah," kata Schwab. Sebut saja di sektor pertambangan, pertanian, dan perkebunan.

WEF juga menekankan pentingnya menjaga lautan. Selain sebagai penjaga stabilitas suhu permukaan bumi, kekayaan laut juga menjadi sumber pangan umat manusia. 

Hal ini menjadi salah satu fokus perhatian WEF dalam bekerja sama dengan berbagai negara di dunia. Khususnya negara-negara kepulauan melalui Forum Ocean 20 yang digagas bersama Indonesia.

Pertemuan Airlangga dengan Klaus Schwab sebelumnya juga telah dilakukan di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11) lalu. Saat itu, Menko mendampingi Presiden Joko Widodo pada pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. 

Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: RRI