DPSP Labuan Bajo Jadi Pembahasan di KTT G20

DPSP Labuan Bajo Jadi Pembahasan di KTT G20

Penulis: Alexandro Hatol

TVRINews, Bali

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali Indonesia mulai memasuki tahap akhir. Berbagai forum dan panel diskusi masih terselenggara. Dalam peleksanaanya membahas berbagai isu global, salah satunya adalah isu kepariwisataan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutannya saat membuka panel diskusi Sustainable Trvel and Tourism menyampaikan tentang ranking Indonesia yang naik 12 tingkat dalam Global Tourism Index pasca pandemi. 

"Tahun 2022 merupakan titik tolak, titik awal kebangkitan ekonomi global dan nasional. Kami telah mampu meningkatkan peringkat kami di World Economic Forum Travel and Tourism Index, kami naik 12 posisi dan saat ini menempati posisi 3 di dunia dalam hal GDP kontributor," ujar Sandiaga.

Sandiaga juga menjelaskan bahwa Kemenparekraf terus berkomitmen untuk fokus mengembangkan destinasi wisata yang berkelanjutan, berkualitas, dan menjadi smart destination.

"Dan kami akan mengembangkan destinasi dengan fokus pada keberlanjutan, kualitas, dan smart destination," kata Sandiaga


Labuan Bajo Jadi Pembahasan di KTT G20

Menjawab pembahasan isu global Kepariwisataan di Indonesia. Labuan Bajo menjadi salah satu jawaban pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh Shana Fatiana Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) yang menjadi narasumber dalam Panel diskusi Sustainable Trvel and Tourism.

Shana menyampaikan minat kunjungan pasca Pandemi Covid 19  begitu tinggi yang mampu mendorong pemulihan ekonomi di Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan Labuan Bajo memiliki keunikan sebagai destinasi yang ditetapkan sebagai warisan Dunia oleh UNESCO.

"Labuan Bajo adalah salah satu dari 5 DPSP di Indonesia, rumah dari Komodo. Kami beruntung bahwa minat kunjungan pasca pandemi begitu tinggi, dan tentunya akan mendorong pemulihan ekonomi di Labuan Bajo begitu tinggi. Hal ini dikarenakan Labuan Bajo memiliki keunikan sebagai destinasi yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, dan menjadi destinasi bahari pilihan," ucap Shana. 

Pihaknya yang merupakan bagian terdepan Kemenparekraf di Labuan Bajo saat ini tengah bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan Kota Labuan Bajo agar tidak saja menjadi tempat transit tetapi juga menjadi destinasi MICE (Meetings, Incentive, Conferences, Exhibitions) sebagai diversifikasi produk. 

"Apa yang dilakukan BPOLBF saat ini adalah mentransformasikan pariwisata berkelanjutan dalam tindakan nyata dan bagaimana menarik orang untuk datang ke Labuan Bajo. Kami mengembangkan Labuan Bajo itu sendiri menjadi destinasi dan mencoba mengenalkan bahwa Labuan Bajo bukan saja tentang Komodo dan wisata bawah lautnya tetapi juga bahwa Labuan Bajo menawarkan wisata MICE, termasuk keragaman budaya dan masyarakatnya sebagai satu ekosistem. Pariwisata berkelanjutan akan terwujud hanya dengan keterlibatan dan inklusivitas semua pihak. Tumbuh dan berkolaborasi bersama," tutur Shana.

Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: TVRI