Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan upaya mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdigitalisasi dengan memanfaatkan forum internasional G20 ialah harus mendiskusikan cara mengakses pasar ekspor ke sektor tersebut.
Menurut dia, ada beragam hambatan yang harus dihadapi UMKM untuk masuk ke pasar global, di antaranya terkait persyaratan sertifikasi, standardisasi, hingga masalah kendala tariff dan non tariff measures (NTM) perdagangan internasional yang dilakukan negara-negara tujuan ekspor.
“Saya kira ini yang perlu didiskusikan di awal terlebih dahulu sebelum masuk ke (upaya) mendorong digitalisasi UMKM. Beberapa hal yang kemudian bisa didiskusikan misalnya tarif khusus untuk produk UKM, kemudian pengecualian NTM untuk beberapa produk UMKM,” ujarnya ketika dihubungi Antara, Jakarta, Selasa.
Beberapa produk UMKM yang mendapatkan pengecualian NTM, lanjutnya, tergantung dari sektor UMKM apa saja yang hendak didorong untuk diekspor.
Misalnya, kata dia, jika produk yang diekspor dari sektor pertanian, maka NTM dalam bentuk Sanitary and Phytosanitary/SPS (Sanitari dan Fitosanitari) mungkin perlu disesuaikan dengan kemampuan UMKM.
Selain melakukan diskusi, pemerintah dinilai harus fokus menyelesaikan masalah dasar UMKM seperti persoalan modal, bentuk badan hukum, dan pemasaran sebelum beranjak masuk ke dalam ekosistem digital.
“UMKM perlu dipetakan terlebih dahulu dari problem dasar,“ ucap Ekonom Core tersebut.
Setelah itu, tantangan selanjutnya ialah melakukan pendampingan kepada UMKM yang belum masuk ke ekosistem digital. Bagi Yusuf, hal ini perlu dilakukan karena tak semua UMKM mempunyai literasi untuk menjual produk.
“Bekerjasama melalui platform e-commerce yang sudah ada dan juga mendorong dinas koperasi dan UKM di daerah menjadi penting dalam proses ini. Proses pendampingannya pun, mulai dari menggunakan beragam platform trading digital hingga ke proses pengepakan misalnya,” ungkap dia.
Sesudah menyelesaikan persoalan dasar dan telah masuk ke dalam ekosistem digital, maka UMKM dikatakan dapat melakukan inovasi produk. Salah satu pendekatannya ialah mendorong UMKM bermitra dengan usaha besar.
Hal ini mengingat proses inovasi memerlukan dan umumnya hanya usaha besar yang sukses melakukan upaya tersebut, sehingga UMKM mesti mempelajari bagaimana awal mula proses inovasi hingga tahap eksekusi.
“Ini bisa dilakukan salah satunya dengan linkage program usaha besar dan UMKM. Adanya program ini juga secara tidak langsung juga bisa mengajarkan UMKM dalam mengakses layanan keuangan digital,” kata Yusuf.
Baca juga: KSP: OSS mudahkan UMKM memperluas akses pasar
Baca juga: BRI siap bantu akses pasar lebih luas bagi UMKM lewat Gernas BBI
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: ANTARA