Sabtu, 23 November 2024
Jalur Serpa

Pertemuan G20 di Yogyakarta bahas isu lingkungan dan perubahan iklim

Pertemuan G20 di Yogyakarta bahas isu lingkungan dan perubahan iklim
Pertemuan pertama G20 Deputi Lingkungan dan Kelompok Kerja (Pokja) Keberlanjutan Iklim, atau First G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustanability Working Group (G20 EDM-CSWG) di Yogyakarta pada 21-24 Maret 2022 untuk membahas isu-isu tentang lingkungan hidup dan perubahan iklim. (ANTARA/HO-Humas KLHK)
Sektor lingkungan dan kehutanan memulai pertemuan pertama G20 Deputi Lingkungan dan Kelompok Kerja (Pokja) Keberlanjutan Iklim atau First G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (G20 EDM-CSWG) di Yogyakarta untuk membahas isu-isu terkait lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Pertemuan G20 EDM-CSWG yang dihadiri oleh 81 delegasi dari 20 negara anggota, tujuh negara undangan dan lima organisasi internasional secara langsung maupun virtual tersebut, diselenggarakan di Kota Yogyakarta pada 21 sampai 24 Maret 2022.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Relianto dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa, mengatakan pada side event EDM diusung dialog dengan topik Solusi Berbasis Alam dan Pendekatan Berbasis Ekosistem untuk Pengelolaan Air, Kota Sirkular, dan Air Bersih Positif untuk Pembangunan Air Berkelanjutan.

Baca juga: Pertemuan EDM-CSWG dimulai susun komitmen G20 atasi perubahan iklim

"Pengelolaan air harus mempertimbangkan dampak perubahan iklim. Ini harus mencakup pengetahuan, pendanaan, ekonomi, keterlibatan masyarakat lokal, dukungan pemerintah dan lembaga nasional, regional dan global lainnya, pendekatan berbasis alam dipercaya mampu membangun pengelolaan air yang lebih baik," katanya.

Sigit Relianto yang juga Co-Chair G20 EDM-CSWG tersebut mengatakan permasalahan air merupakan isu global, mulai dari ketersediaan, akses dan isu lainnya.

"Perubahan iklim juga berkontribusi pada peningkatan masalah air dari kekurangan hingga banjir. Dalam menangani masalah tersebut beberapa negara telah menerapkan pengelolaan air, termasuk pengelolaan air yang berkelanjutan," katanya.

Sementara itu, pada dialog CSWG secara paralel dengan dialog EDM, sesi pertama membahas hasil studi tentang inventarisasi ekonomi, dampak sosial dan lingkungan dari pemulihan berkelanjutan, termasuk dampak implementasi Nationally Determined Contribution (NDC).

Sesi kedua membahas hasil studi tentang solusi berbasis laut untuk perubahan iklim melalui peningkatan kerja sama dalam ilmu pengetahuan, penelitian dan inovasi, dan sesi ketiga membahas hasil studi tentang rekomendasi kerangka keuangan inovatif menuju emisi gas rumah kaca (GRK) rendah dan masa depan ketahanan iklim.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KHLK, Laksmi Dhewanthi mengatakan pertemuan G20 EDM CSWG di Yogyakarta secara umum mengusung tiga agenda prioritas utama pemerintah.

Baca juga: Dino Patti Jalal: Agenda iklim tentukan kesuksesan Presidensi G20

Pertama, mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan, yakni mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan memaksimalkan manfaat tambahan dari program pemulihan pasca-COVID-19 dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kedua, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim, yakni menekankan pentingnya kontribusi ekosistem yang unik untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta ekonomi biru.

Ketiga, peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim, yakni mendukung implementasi mekanisme pembiayaan yang inovatif dan mobilisasi pendanaan untuk alam, dengan melekatkan pada pentingnya dan peran sektor swasta.

Selain tiga isu prioritas utama, pemerintah Indonesia juga membawa misi penguatan kerja sama global untuk bisa menghasilkan kecepatan dan aksi nyata terhadap topik-topik, seperti implementasi post-2020 kerangka keanekaragaman hayati global.

Selain itu, restorasi ekosistem yang berfokus untuk mengurangi degradasi lahan dan meningkatkan konservasi, pengelolaan berkelanjutan dan pemulihan habitat terestrial khusus lahan gambut, mangrove dan ekosistem unik lainnya.

Baca juga: RI dorong perkuat kolaborasi aksi iklim berbasis kelautan di forum G20

Baca juga: Ekonom minta G20 RI dorong negara maju sediakan 100 miliar dolar AS


Selanjutnya, mendukung komitmen global terhadap pengelolaan sumber daya air, termasuk pengelolaan danau berkelanjutan, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), dan efisiensi sumber daya air untuk mencapai ketahanan air dan mendukung target SDG’s nomor 6.

Menciptakan pembiayaan berkelanjutan dan inovatif untuk mendukung pemulihan ekosistem dan ekosistem laut, dan penguatan rencana aksi sampah laut dan tindakan lebih lanjut perlindungan terpadu ekosistem pantai dan laut dari pencemaran berbasis darat dan laut dengan fokus khusus pada keterlibatan masyarakat.

"Tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20 melalui adopsi suatu Communique Menteri-Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 sebagai dokumen utama hasil pertemuan pada 31 Agustus 2022 di Bali," katanya.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: ANTARA