Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berkesempatan memperkenalkan kearifan lokal Solo pada delegasi Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 yang juga mengajak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Solo untuk masuk pasar internasional.
“Kita juga ingin memperkenalkan kearifan lokal yang dimiliki oleh Solo,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.
Diketahui, dalam agenda Presidensi G20 Indonesia bukan hanya penting bagi pemerintah, tetapi juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia, khususnya warga di daerah-daerah tempat pelaksanaan pertemuan.
Dalam pertemuan pertama yang berlangsung di kota Solo, selain bersidang, para delegasi juga diajak berkeliling kota dengan menggunakan kereta uap Jaladara.
Salah satu destinasi yang akan dikunjungi adalah Loji Gandrung yang merupakan rumah dinas Walikota Solo.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang berkesempatan menyambut para delegasi menjelaskan, Kota Solo dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Pertemuan Pertama TIIWG karena punya infrastruktur yang cukup.
Sebanyak 17 UMKM turut meramaikan pelaksanaan G20 yang ditempatkan di Loji Gandrung. Berbagai jenis produk UMKM dipamerkan, mulai dari kerajinan tangan hasil daur ulang, pahatan kayu, kain batik khas solo, sampai makanan kemasan. Para delegasi terlihat antusias ketika menjajaki setiap stand produk UMKM yang memiliki keunikan berbeda-beda.
“Banyak hal yang bisa ditawarkan oleh Solo, termasuk produk-produk dari industri kecil dan menengah (IKM). Selain itu, banyak hal yang bisa ditawarkan oleh Solo terkait dengan sejarah. Oleh sebab itu, kita menetapkan Kota Solo sebagai tuan rumah pertemuan TIIWG kali ini,” imbuhnya.
Di antara UMKM yang menampilkan produk-produknya kepada delegasi, tak sedikit yang produknya telah menembus pasar internasional. Salah satunya adalah Etnic-k yang merupakan produsen home decor dan berbagai produk sandang yang terbuat dari bahan daur ulang karung goni.
Etnic-k telah memasarkan produknya hingga ke Belgia, Perancis, dan Afrika. Produk berupa tas yang terbuat dari bahan ekspor daur ulang karung goni adalah produk unggulan yang diminati.
Septi Utami selaku owner Etnic-K mengaku gelaran TIIWG ini sebagai ajang untuk memperkenalkan produk mereka dan juga membantu meningkatkan branding.
“Targetnya lebih ke branding dan menjalin hubungan dengan calon costumer atau buyer. Terlibat di event sebesar ini bagi kami adalah pengalaman yang sangat luar biasa. Ini sebenarnya peluang untuk memperkenalkan produk Etnic-k kepada delegasi asing,” lanjutnya.
Program fasilitasi, pelatihan, dan kesempatan kurasi pameran dalam dan luar negeri adalah bentuk dukungan dari pemerintah untuk memajukan UMKM agar memiliki daya saing dan memperluas pasar.
Hal ini sejalan dengan hasil pertemuan pertama TIIWG. Salah satu kesimpulannya adalah sistem perdagangan multilateral harus mampu memberikan akses kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendukung agenda pengentasan kemiskinan untuk mencapai SDGs.
Selain itu, dukungan terhadap UMKM serta peningkatan peran perempuan juga merupakan keharusan dalam memperkuat Global Value Chains (GVCs).
Sidang juga merekomendasikan penyediaan lebih banyak akses kepada UMKM dan kelompok masyarakat yang kurang terwakili sehingga dapat memanfaatkan peluang dari implementasi industri 4.0.
“Sebagai penyelenggara, Kementerian Perindustrian berharap pertemuan pertama TIIWG G20 di Kota Solo dapat memberikan dampak langsung pada masyarakat setempat,” pungkas Menperin.
Baca juga: Menperin: Pertemuan pertama TIIWG jadi babak baru kolaborasi G20
Baca juga: Di TIIWG G20, Menperin: Produk furnitur nasional sudah berkelanjutan
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: ANTARA