Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi PT Indika Energy Tbk berkomitmen untuk memperluas bisnis di bidang setrum hijau yang selaras dengan isu transisi energi yang kini menjadi pembahasan dalam presidensi G20 Indonesia.
Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand dalam penyataan yang dikutip di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya senang menjadi bagian transisi energi di Indonesia melalui anak usahanya PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) yang fokus membangun setrum hijau.
"Kami senang bagian dari ini EMITS, tapi tentu saja dari transisi itu harus kita pikirkan bukan hanya semata-mata switch saja dari fuel ke energi terbarukan," ujarnya.
Aziz menyampaikan bahwa perusahaannya ikut menjadi bagian dari transisi energi bukan hanya dari sisi investasi, tetapi juga dari sisi mengadaptasi teknologi.
"Transisi energi ini perlu insinyur yang berbeda dengan insinyur-insinyur lain, hal-hal seperti itu contohnya, itu yang kami ingin berpartisipasi aktif," kata Aziz.
Indika Energy lantas berkolaborasi dengan perusahaan penyedia setrum hijau asal India bernama Fourth Partner Energy dengan membentuk EMITS pada Maret 2021.
EMITS bertugas menggarap bisnis energi terbarukan sebagai salah satu upaya diversifikasi bisnis Indika Energy untuk mencapai target pendapatan 50 persen dari sektor non batu bara pada 2025, sekaligus bentuk dukungan perusahaan terhadap upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan target netralitas karbon pada 2060.
Melalui anak usahanya itu, Indika Energy menargetkan bisa mendapatkan kontrak pemasangan pembangkit listrik tenaga surya sebesar 80 sampai 100 MWp pada 2022 dan 500 MWp pada 2025 dengan belanja modal yang dibutuhkan sekitar 250 juta dolar AS.
EMITS telah melakukan kemitraan bersama dengan beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia yang menjalankan bisnis di area perkebunan, pulp and paper, pembangkit listrik, pertambangan, produk kayu, gedung perkantoran, pelabuhan hijau.
Pada Maret 2022, EMITS menandatangani perjanjian dengan PT Mangole Timber Producer yang merupakan bagian dari grup Sampoerna Kayoe untuk membangun PLTS ground-mounted berkapasitas 12 MWp dan sistem baterai 3 MWh di wilayah operasional grup Sampoerna Kayoe yang berlokasi di Mangole, Maluku Utara.
Saat ini, kapasitas baterai PLTS ground-mounted tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia.
Baca juga: Indika Energy akan bangun PLTS 12 MWp di Maluku Utara
Baca juga: PLN siapkan listrik hijau untuk kendaraan listrik di Indonesia
Baca juga: Menteri Arifin: Implementasi transisi energi mampu dorong ekonomi
Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand dalam penyataan yang dikutip di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya senang menjadi bagian transisi energi di Indonesia melalui anak usahanya PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) yang fokus membangun setrum hijau.
"Kami senang bagian dari ini EMITS, tapi tentu saja dari transisi itu harus kita pikirkan bukan hanya semata-mata switch saja dari fuel ke energi terbarukan," ujarnya.
Aziz menyampaikan bahwa perusahaannya ikut menjadi bagian dari transisi energi bukan hanya dari sisi investasi, tetapi juga dari sisi mengadaptasi teknologi.
"Transisi energi ini perlu insinyur yang berbeda dengan insinyur-insinyur lain, hal-hal seperti itu contohnya, itu yang kami ingin berpartisipasi aktif," kata Aziz.
Indika Energy lantas berkolaborasi dengan perusahaan penyedia setrum hijau asal India bernama Fourth Partner Energy dengan membentuk EMITS pada Maret 2021.
EMITS bertugas menggarap bisnis energi terbarukan sebagai salah satu upaya diversifikasi bisnis Indika Energy untuk mencapai target pendapatan 50 persen dari sektor non batu bara pada 2025, sekaligus bentuk dukungan perusahaan terhadap upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan target netralitas karbon pada 2060.
Melalui anak usahanya itu, Indika Energy menargetkan bisa mendapatkan kontrak pemasangan pembangkit listrik tenaga surya sebesar 80 sampai 100 MWp pada 2022 dan 500 MWp pada 2025 dengan belanja modal yang dibutuhkan sekitar 250 juta dolar AS.
EMITS telah melakukan kemitraan bersama dengan beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia yang menjalankan bisnis di area perkebunan, pulp and paper, pembangkit listrik, pertambangan, produk kayu, gedung perkantoran, pelabuhan hijau.
Pada Maret 2022, EMITS menandatangani perjanjian dengan PT Mangole Timber Producer yang merupakan bagian dari grup Sampoerna Kayoe untuk membangun PLTS ground-mounted berkapasitas 12 MWp dan sistem baterai 3 MWh di wilayah operasional grup Sampoerna Kayoe yang berlokasi di Mangole, Maluku Utara.
Saat ini, kapasitas baterai PLTS ground-mounted tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia.
Baca juga: Indika Energy akan bangun PLTS 12 MWp di Maluku Utara
Baca juga: PLN siapkan listrik hijau untuk kendaraan listrik di Indonesia
Baca juga: Menteri Arifin: Implementasi transisi energi mampu dorong ekonomi
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: ANTARA