Kamis, 21 November 2024
Kegiatan Lain

Presidensi G20 Indonesia peluang akselerasi transisi energi Indonesia

Presidensi G20 Indonesia peluang akselerasi transisi energi Indonesia
Tangkapan Layar - Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam Kegiatan Sosial Presidensi G20 Indonesia Sektor Prioritas Transisi Energi secara virtual, Jumat. (22/04/2022). ANTARA/Azis Kurmala.
Kita memaklumi pada saat sekarang dunia dihadapkan pada tantangan krisis politik keamanan di wilayah Eropa yaitu Ukraina.

Presidensi G20 Indonesia dapat menjadi peluang untuk mendorong pembentukan kebijakan publik yang dapat mengakselerasi transisi energi Indonesia.

“Dan menjadi sarana untuk memaksimalkan peluang dan menjawab tantangan dalam pengembangan sektor energi baru dan terbarukan,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam Kegiatan Sosial Presidensi G20 Indonesia Sektor Prioritas Transisi Energi secara virtual, Jumat.

Salah satu bidang yang menjadi prioritas dari tiga prioritas besar G20 Indonesia adalah bidang transisi energi. Penetapan transisi energi adalah salah satu yang strategis, kata Teuku.

“Kita memaklumi pada saat sekarang saat dunia dihadapkan pada tantangan krisis politik keamanan di wilayah Eropa yaitu Ukraina. Maka telah terjadi kebutuhan atau kelangkaan atas energi yang sangat besar,” kata Teuku.

Baca juga: Mendorong akselerasi investasi berkelanjutan lewat Presidensi G20

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar mengatakan bahwa Indonesia menempatkan isu transisi energi sebagai sektor prioritas dalam Presidensi G20 karena menilai pembahasan mengenai transisi energi menuju energi hijau sangatlah penting.

Dia juga mengatakan bahwa pemilihan isu transisi energi itu mencerminkan pandangan serta perspektif Indonesia sebagai negara berkembang dan negara kepulauan yang sangat terdampak oleh perubahan iklim.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan masalah perubahan iklim saat ini memang salah satu persoalan utama yang memerlukan peningkatan koordinasi global dalam penanganannya, di samping masalah lain seperti pemulihan kesehatan dan ekonomi global.

Menurut Yose, kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) bisa menjadi pendorong lebih jauh dalam upaya global untuk menangani perubahan iklim walaupun sudah ada forum internasional tersendiri yang khusus membahas isu perubahan iklim.

Faktanya, negara-negara G20 telah membuat komitmen emisi nol bersih, termasuk Rusia, Arab Saudi, dan Indonesia. Argentina sekarang adalah satu-satunya negara G20 yang belum menyatakan janji emisi nol bersih.

Baca juga: Kementerian ESDM ungkap 3 isu prioritas transisi energi di G20
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia berorientasi pada hasil yang nyata, berdampak

Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).

Sumber: ANTARA