Indonesia mendorong tiga isu prioritas dalam Presidensi G20 untuk pertemuan Environment Deputies Ministerial-Climate and Sustainable Working Group (EDM-CSWG) termasuk mendorong aksi yang terkait pengelolaan lahan dan laut untuk mencapai target lingkungan hidup dan perubahan iklim.
"Selain inklusivitas aspek lingkungan dan perubahan iklim ke dalam proses pemulihan dari pandemi COVID-19, Indonesia juga mengangkat pentingnya isu kelautan dari sisi lingkungan dan perubahan iklim untuk dapat diangkat dan dibahas pada forum G20," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya ketika membuka agenda G20 EDM-CSWG diikuti dari Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pakar: G20 momentum membahas isu iklim secara menyeluruh
Baca juga: Perubahan iklim berpotensi sebabkan kerugian ekonomi akibat krisis air
Berbicara dalam acara bertajuk "Kick Off G20 on EDM-CSWG: Leading for Sustainability" itu, Menteri LHK mengatakan isu kelautan diangkat mengingat potensi besar karbon biru (blue carbon) khususnya di ekosistem mangrove berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Dalam agenda kelompok kerja lingkungan hidup dan perubahan iklim G20 itu, Presidensi G20 Indonesia mendorong tiga isu utama, yaitu mendukung pemulihan berkelanjutan yang lebih kuat.
Isu prioritas kedua adalah mendorong aksi yang terkait dengan pengelolaan lahan dan ekosistem laut demi mendukung upaya-upaya perlindungan lingkungan hidup dan mencapai target perubahan iklim.
Prioritas terakhir Indonesia dalam kelompok EDM-CSWG adalah mendorong mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pencapaian target iklim.
"Isu mobilisasi sumber daya, teknologi dan finansial juga sangat penting untuk mendorong negara-negara maju memenuhi komitmen finansial dalam menyediakan pendanaan sebesar 100 miliar dolar AS per tahun," kata Siti.
Baca juga: Indonesia-Singapura perkuat kerja sama atasi dampak perubahan iklim
Dia juga menjelaskan dalam rangkaian Presidensi EDM-CSWG akan diadakan tiga pertemuan yang diakhiri pertemuan tingkat menteri pada akhir Agustus 2022.
Selain itu, berlatar isu dalam EDM-CSWG sangat terkait dengan agenda lainnya, maka akan diadakan pertemuan dengan kelompok kerja lain, seperti dengan kelompok kerja transisi energi, finansial berkelanjutan, B20, Y20, dan lain sebagainya.
"Forum G20 merupakan forum dunia dan dalam Presidensi G20 tahun 2022, kita menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia terutama dalam konteks environment and climate sustainability," ujarnya.
"Selain inklusivitas aspek lingkungan dan perubahan iklim ke dalam proses pemulihan dari pandemi COVID-19, Indonesia juga mengangkat pentingnya isu kelautan dari sisi lingkungan dan perubahan iklim untuk dapat diangkat dan dibahas pada forum G20," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya ketika membuka agenda G20 EDM-CSWG diikuti dari Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pakar: G20 momentum membahas isu iklim secara menyeluruh
Baca juga: Perubahan iklim berpotensi sebabkan kerugian ekonomi akibat krisis air
Berbicara dalam acara bertajuk "Kick Off G20 on EDM-CSWG: Leading for Sustainability" itu, Menteri LHK mengatakan isu kelautan diangkat mengingat potensi besar karbon biru (blue carbon) khususnya di ekosistem mangrove berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Dalam agenda kelompok kerja lingkungan hidup dan perubahan iklim G20 itu, Presidensi G20 Indonesia mendorong tiga isu utama, yaitu mendukung pemulihan berkelanjutan yang lebih kuat.
Isu prioritas kedua adalah mendorong aksi yang terkait dengan pengelolaan lahan dan ekosistem laut demi mendukung upaya-upaya perlindungan lingkungan hidup dan mencapai target perubahan iklim.
Prioritas terakhir Indonesia dalam kelompok EDM-CSWG adalah mendorong mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pencapaian target iklim.
"Isu mobilisasi sumber daya, teknologi dan finansial juga sangat penting untuk mendorong negara-negara maju memenuhi komitmen finansial dalam menyediakan pendanaan sebesar 100 miliar dolar AS per tahun," kata Siti.
Baca juga: Indonesia-Singapura perkuat kerja sama atasi dampak perubahan iklim
Dia juga menjelaskan dalam rangkaian Presidensi EDM-CSWG akan diadakan tiga pertemuan yang diakhiri pertemuan tingkat menteri pada akhir Agustus 2022.
Selain itu, berlatar isu dalam EDM-CSWG sangat terkait dengan agenda lainnya, maka akan diadakan pertemuan dengan kelompok kerja lain, seperti dengan kelompok kerja transisi energi, finansial berkelanjutan, B20, Y20, dan lain sebagainya.
"Forum G20 merupakan forum dunia dan dalam Presidensi G20 tahun 2022, kita menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia terutama dalam konteks environment and climate sustainability," ujarnya.
Anda dapat menterjemahkan, menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
Sumber: ANTARA